Nama Shanti Chairudin meroket di kota Ternate sebagai OKB (orang kaya baru) setelah secara tiba-tiba mendirikan sejumlah badan usaha di Ternate pada medio 2004.Wanita 30 tahunan yang dikenal dengan nama Shanti Bacalepo itu memang memulai usahanya dengan mendirikan sebuah restoran sea food di kawasan utara Ternate, tepatnya di tepi pantai Tarau, dengan nama Bacalepo.
Beragam artis ibukota didatangkan. Mulai dari grup Tofu yang saat itu tengah ngetop hingga Tia Afi, AB Theree, dan lainnya sampai para model terkenal seperti Atalarik, Mona Ratuliu dan suaminya Indra Brasco.
Meski terbilang sepi dari pengunjung, berkat Pondok Bacalepo, Shanti lalu mendirikan sejumlah usahanya yang lain seperti salon, sejumlah perusahaan televisi kabel, bahkan sebuah pusat perbelanjaan di kawasan sentra ekonomi Jati Land dibawah payung usahanya yang diberi nama Charissa Group.
Pengusaha yang kekayaannya diduga mencapai milyaran rupiah itu lalu merambah usaha mobil rental dengan mendatangkan mobil-mobil yang bisa dibilang mewah untuk sebuah kota kecil seukuran Ternate dalam jumlah puluhan.
Publik pun mulai berspekulasi, dari mana datangnya harta wanita yang hanya berpendidikan tamatan salah satu SMU di kota Ternate itu? Tidak ada yang sebelumnya menduga bahwa harta-harta tersebut merupakan hasil korupsi suaminya selama menjabat sebagai bendahara di PT Pos Ternate.Kabar yang terendus saat itu bahwa Shanti memelihara pesugihan berupa Nyi Roro Kidul. Sejumlah cerita pun beredar. Mulai dari pernyataan salah seorang pekerjanya yang diberhentikan ikut membenarkan kabar tersebut.
Shanti diceritakan memiliki sebuah kamar khusus yang selalu dalam terkunci rapat tanpa seorangpun boleh masuk selain ibu dari seorang putri itu. Di dalam kamar itu konon Shanti melakukan pemujaan pada Ratu Pantai Selatan itu untuk mendapatkan hartanya. Dua orang karyawannya yang meninggal dunia secara tak wajar turut menguatkan spekulasi itu. Keduanya diduga dijadikan tumbal oleh Shanti bagi sang ratu.
Waktu pun beranjak. Harta kekayaannya semakin berlipat ganda. Puluhan rumah dan tanah baik di dalam dan luar Ternate dengan harga masing-masing mencapai milyaran rupiahpun dimilikinya.
Ibarat menyimpan mayat, lama kelamaan bau busuknya akan tercium juga. Setelah tim audit PT Pos dari kantor Wilayah Maluku dan Papua melakukan audit keuangan di PT Pos Ternate, tercium adanya kebocoran dari dana BLT tahun 2007 dan dua triwulan awal 2008.Ujungnya, setelah dilidik pihak Kejaksaan Tinggi Malut, ditemukan adanya penyimpangan anggaran yang dikorupsi senilai kurang lebih Rp20 miliar oleh suami Santi yang tak lain adalah Chairul yang kini dinyatakan buron oleh Kejati Malut.
Publik pun terhenyak. Siapa yang pernah menyangka bahwa ternyata harta yang dikumpulkan dan diinvestasikan dalam beragam usaha itu ternyata diduga berasal dari dana pengiriman wesel pos luar negeri dan BLT sejak 2003.
Ruang yang dinyatakan sebagai kamar puja rupanya tempat penyimpanan uang. Shanty dan suaminya memang ditenggarai tidak pernah menyimpan uang di bank. Buktinya beberapa brangkas penyimpanan uang ditemukan saat tim Aspidsus menggeledah rumah mewah mereka di bilangan jalan Merdeka, Ternate Utara, beberapa waktu lalu.
Kini, sang suami telah dinyatakan oleh Kejati sebagai tersangka. Bahkan, ada kecurigaan baru bahwa dana yang dikorupsi total hampir mencapai Rp90 miliar dari penelusuran Kejati.
Bersama suaminya pula, keduanya kini menjadi buronan utama Kejati setelah kabur sejak beberapa hari lalu yang tidak diketahui rimbanya, bersama anak semata wayang mereka.
Publik kembali bertanya, benarkah harta kekayaannya benar-benar dari usaha sendiri, hasil korupsi ataukah memuja Nyi Roro Kidul? Pasalnya, hampir seluruh harta kekayaannya yang ada di Ternate telah disita Kejaksaan sebagai barang bukti hasil korupsi. Jawabannya hanya mereka yang tahu persis.